Cerita Legenda dan Asal Usul Nama Perkampungan di Surabaya
Jakarta Berdirinya teritori perkampungan di Surabaya Jawa Timur diperkirakan mempunyai perjalanan narasi bahkan juga menjadi legenda di kelompok masyarakat. Slot Online Terpercaya
Info yang digabungkan dari beragam sumber, pokok narasi dan dongeng yang berkembang mengenai pembangunan Surabaya ialah kompetisi cinta segitiga. Di antara Pangeran Situbondo putra Adipati Cakraningrat dari Sampang yang cacat dengan Pangeran Jokotruno putra dari Adipati Kediri agar bisa menyunting Raden Ayu Probowati.
Cara Bermain Slot Online King88bet
Untuk menghindar raden Situbondo yang cacat, Raden Ayu Probowati ajukan persyaratan berbentuk kesiapan si calon untuk buka rimba atau babat alas.
Kesiapan babat alas itu agar dibangun permukiman sekitar dan sebagus mungkin untuk masyarakat Surabaya. Narasi seterusnya berawal dari kesiapan Raden Situbondo untuk buka rimba.
Narasi selanjutnya bermula dari wilayah daerah yang menggunakan nama wono (yang makna rimba) dan simo, yakni singa atau harimau yang diketemukan pada hutan-hutan sebutkan.
Rakyat di wilayah Wonokromo dan Wonocolo yakin jika kampung- daerah yang mereka diami ialah hasil kreasi dari Raden Situbondo.
Disebut saat Raden Situbondo buka rimba, di sebuah tempat dia mendapati timbunan kulit kerang (kupang) yang menggunung, karena itu sesudah usai ika karena itu wilayah itu diberi nama Kupang Gunung. Kerang Sampai Gerabah
Di lain tempat dia mendapati wilayah yang terdapat banyak kerang yang tersusun rapi sekali seperti kerajaan, maka dari itu wilayah ini selanjutnya dinamakan Kupang Krajan.
Saat buka rimba, di salah satunya tempat Raden Situbondo bertemu muka dengan Joko Jumput, dan ke-2 nya beradu kemampuan. Raden Situbondo kalah, bahkan juga nyaris mati.
Untuk nyelamatkan nyawanya Raden Situbondo ke Kedung Gempol dan minum air di kedung itu. Nyawa Raden Situbondo pada akhirnya bisa ditolong, karena itu wilayah itu selanjutnya dinamakan Banyu Urip.
Dalam hubungannya dengan Daerah Banyu Urip ini, di suatu saat di wilayah Raden Situbondo pernah berjumpa dengan singa atau harimau jadi-jadian dari Jin Trung.
Sesudah singa jadi-jadian itu sukses ditendang karena itu tempat itu dinamakan Simo Katrungan. Perjalanan diteruskan kembali, rupanya tidak sejauh mana, pangeran berjumpa kembali dengan singa yang serupa.
Singa itu ketakutan dan lari terbirit-birit (bahasa Jawa kesusu atau kewagean). Maka dari itu tempat ini selanjutnya dinamakan Daerah Simo Kewagean.
Mga Komento
Mag-post ng isang Komento